Isra Mi’raj: Sebuah Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW

Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-8 kenabian Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terbagi menjadi dua bagian: Isra, yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, dan Mi’raj, yaitu perjalanan Nabi Muhammad SAW naik ke Sidratul Muntaha menemui Allah SWT.

Peristiwa Isra Mi’raj diabadikan dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 1:

“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang diberkahi sekelilingnya, untuk memperlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Peristiwa ini terjadi sebagai bentuk peneguhan hati Nabi Muhammad SAW setelah mengalami berbagai cobaan berat, seperti wafatnya istri tercintanya, Khadijah binti Khuwailid, dan pamannya, Abu Talib.

Dalam perjalanan Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan berbagai nabi dan rasul terdahulu, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Beliau juga diperlihatkan berbagai surga dan neraka, serta berbagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Peristiwa Isra Mi’raj memiliki banyak makna dan hikmah, di antaranya:

• Kekuasaan Allah SWT: Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah SWT memiliki kuasa atas segala sesuatu, termasuk memperjalankan hamba-Nya dalam waktu yang singkat.
• Pentingnya shalat: Peristiwa ini menjadi salah satu alasan diwajibkannya shalat lima waktu bagi umat Islam.
• Keteguhan iman: Peristiwa ini menunjukkan keteguhan iman Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi berbagai cobaan.
• Penutup kenabian: Peristiwa ini menandakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan penutup para nabi.

Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang penuh dengan keajaiban dan keistimewaan. Peristiwa ini menjadi bukti nyata kekuasaan Allah SWT dan memberikan banyak pelajaran berharga bagi umat Islam.