Hari Literasi Internasional

Hari Literasi Internasional

Kondisi Literasi di Indonesia saat ini masih cukup memprihatinkan. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

 

Riset World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa. Butuh peran serta seluruh lapisan masyarakat agar literasi di negeri ini terus meningkat.

 

Hari literasi Internasional dirayakan setiap tahun pada tanggal 8 September. Tujuan dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi di kalangan masyarakat dunia.

 

Literasi mencakup kemampuan membaca, memahami, dan menganalisis secara kritis berbagai bentuk teks tertulis. Selain itu juga mencakup pemahaman yang lebih luas tentang pengetahuan, informasi, dan penerapan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

 

Landasan yang kuat dalam keterampilan literasi memberdayakan individu untuk menavigasi berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, pekerjaan, dan keterlibatan sosial. Selain itu, keterampilan literasi yang efektif memainkan peran penting dalam meningkatkan pemikiran kritis, komunikasi, dan kreativitas. Untuk mendorong dan meningkatkan literasi Indonesia, penting bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dan keluarga, untuk berkolaborasi dan menerapkan strategi yang komprehensif.

 

Strategi-strategi ini perlu difokuskan pada bidang-bidang utama berikut:

  1. Pendidikan: Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan sangat penting untuk mempromosikan literasi di Indonesia. Reformasi kurikulum harus menekankan pemahaman membaca, analisis kritis, dan keterampilan literasi informasi di semua mata pelajaran. Selain itu, menyediakan sumber daya yang memadai, seperti perpustakaan, buku, dan platform digital, dapat menumbuhkan budaya membaca dan belajar.
  2. Pelatihan Guru: Membekali guru dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membina literasi Indonesia sangatlah penting. Program pengembangan profesional harus dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan pendidik dalam meningkatkan keterampilan membaca, berpikir kritis, dan komunikasi di kalangan siswa.
  3. Keterlibatan Orang Tua: Keterlibatan orang tua dan wali dalam pengembangan literasi Indonesia sangatlah penting. Program dan lokakarya pendidikan orang tua harus diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya literasi dan memberikan panduan dalam menumbuhkan budaya membaca di rumah.
  4. Keterlibatan Masyarakat: Kolaborasi antara sekolah, perpustakaan, dan organisasi masyarakat dapat mendukung promosi literasi Indonesia. Inisiatif seperti klub buku, kampanye membaca, dan acara literasi dapat mendorong partisipasi masyarakat dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk membaca dan belajar.
  5. Integrasi Teknologi: Memanfaatkan teknologi secara efektif dapat meningkatkan literasi Indonesia secara signifikan. Sumber daya digital, e-book, dan platform interaktif dapat menjadikan kegiatan membaca lebih mudah diakses dan menarik bagi individu dari segala usia.

 

Dengan memprioritaskan bidang-bidang ini, Indonesia dapat berupaya mencapai masyarakat di mana setiap individu memiliki keterampilan literasi yang kuat, sehingga memungkinkan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam membentuk masa depan yang sejahtera. Masyarakat dengan literasi Indonesia yang tinggi pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan pembangunan bangsa secara keseluruhan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *